Anies Baswedan: Dicopot dari Menteri Pendidikan, Presiden tidak Percaya Kinerjanya?
.png)
Sebagai kandidat presiden yang akan maju di pemilihan umum tahun 2024 mendatang, wajar jika banyak pihak yang menyoroti rekam jejak dan kiprahnya dalam dunia politik, termasuk isu-isu kurang sedap yang beredar. Secara bijak, Anies menanggapi dengan argumen yang tegas dan logis
Presiden tidak Percaya pada Kinerjanya
Salah satu hal yang dituduhkan pada tokoh politik satu ini adalah bahwa presiden tidak percaya pada kinerjanya sehingga mencopotnya dari jabatan sebagai menteri pendidikan. Menanggapi hal ini, Anies menyampaikan, pada saat reshuffle ada 7 menteri yang diganti. Namun karena akan maju sebagai kandidat presiden wajar jika namanya yang disebut.
Bukti bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan presiden tetap yakin dengan kinerjanya adalah dengan terpilihnya sebagai gubernur DKI. Presiden memberikan dukungan penuh, terbukti dengan selalu menyediakan waktu untuk audiensi. Mengenai alasan pencopotan, itu merupakan kewenangan presiden yang mutlak.
Dukungan ini yang memudahkan Anies untuk memimpin DKI di tengah banyaknya masalah, termasuk menghadapi pandemi Covid. Anies justru bersyukur, dengan dicopot dari jabatan menteri pendidikan memberinya kesempatan untuk menjabat sebagai gubernur DKI.
Pada saat menjabat sebagai gubernur DKI inilah Anies Baswedan justru bisa menunjukkan kemampuannya dalam bidang politik dan memimpin masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan kemajuan DKI dan program-programnya untuk mensejahterakan warga DKI
Anies menyampaikan bahwa tidak ada rasa sakit hati maupun kecewa dengan pencopotan tersebut karena banyak hikmah yang bisa diperoleh. Begitu juga kesempatan untuk berkiprah secara langsung dalam memimpin DKI yang menjadi salah satu bekal untuk maju sebagai kandidat presiden.
Tuduhan Korupsi Rp. 2,7 T
Tuduhan yang tanpa fakta juga pernah diarahkan pada Anies Baswedan selama menjabat sebagai Menteri pendidikan, yaitu korupsi dana tunjangan untuk guru. Hal ini yang diisukan menjadi penyebab presiden Joko Widodo mencopotnya dari jabatan sebagai menteri pendidikan.
Hal ini dijawab dengan menggunakan fakta oleh mantan rektor Universitas Paramadina ini. Faktanya, justru dana kelebihan pembayaran disampaikan oleh kementerian pendidikan dengan melihat banyaknya dana yang dikirim ke masing-masing daerah. Karena itu, sebenarnya isu yang beredar berbeda dengan kenyataan di lapangan.
Anies menegaskan bahwa proses transfer dilakukan oleh kementerian keuangan langsung ke masing-masing daerah dan penerima. Pihaknya melakukan pengecekan dan menemukan data kelebihan transfer senilai Rp. 2,7 Triliun. Namun rumor yang beredar justru sebaliknya, pihak yang melaporkan justru dituduh sebagai koruptor.
Menikung Presiden Jokowi
Isu lain yang tidak kalah santer adalah Anies menikung presiden Jokowi pada saat menerima tongkat Pangeran Diponegoro dari pemerintah Belanda. Diketahui sebelumnya bahwa Belanda bermaksud mengembalikan tongkat Pangeran Diponegoro yang dibawa saat penangkapan. Dalam falsafah Jawa, tongkat tersebut melambangkan kepemimpinan.
Karena Anies Baswedan yang menerima, maka dianggap telah merebut kepemimpinan Indonesia dari presiden dengan maju dalam pemilu mendatang. Dengan tegas Anies menjelaskan kronologinya bahwa penerimaan tersebut sepengetahuan presiden.
Sebelumnya sudah dijadwalkan presiden yang akan menerima langsung tongkat tersebut dari pemerintah Belanda. Namun karena ada tugas kenegaraan ke Philipina, Anies yang menjabat sebagai Menteri pendidikan dan kebudayaan ditugaskan untuk mewakil.
Apa yang disampaikan oleh Anies Baswedan dalam menjawab semua isu merupakan pemaparan yang logis dan berdasarkan fakta. Hal ini membuktikan tokoh politik tersebut tidak terlibat dalam berbagai isu kurang sedap yang diarahkan padanya.
Sumber referensi artikel:
Posting Komentar untuk "Anies Baswedan: Dicopot dari Menteri Pendidikan, Presiden tidak Percaya Kinerjanya?"